Rokok dan Kopi

Rokok dan kopi, aku masih belum paham
Obrolan berasap dan wangi sedu hitam 
Perbincangan lebih lama dalam diam
Kau menghisap lalu meneguk 
Katamu biar tak mengantuk
Tapi aku jelas melihat mata merahmu
Masalah kita tak sekedar menghisap dan meneguk 
Katamu ekspresi ku termakan emosi
Bak kertas berserakan di lantai yang siap disapu
Lagi-lagi kau berdusta hey kau menguap
Katamu ini efek cuaca dingin malam ini
Kau melantur bilang "enak ya yang udah kerja"
Aku diam. Mana yang dibilang enak
Kau bilang itu tapi kau begitu menikmati statusmu sekarang
Kau hanya menghiburku mungkin
Tapi itu lebih menyakitkan
Obrolan kita masih dengan rokok dan kopi mu
Hingga aku pengap dan aku pergi membawa rahasia yang tak akan pernah terungkap tentang kamu.
3 feb 2014 22:06

Wayang untuk Zain


Apa kabar sayang ?

Masikah kau selucu kemarin ?
Bermain asa di lingkaran kefanaan
Masikah kau sehebat kemarin ?
Menantang buih prahara nestapa

Sudah berapa kali kau menangis di peluku
Memberontak paksa untuk bebas
Tapi aku terlalu egois untuk membiarkan mu diam
Aku menertawakan tangisan manjamu
Kau tetaplah anak kecil yang risih dicumbu
Tapi aku bahagia bisa menciummu hingga kau susah bernafas
Aku terlalu sayang denganmu meski kau belum paham
Tapi keyakinanku lah yang sanggup untuk merasakan

Sepertinya kau sudah mengerti permaninan
Terakhir kali ibu mu minta wayang kepada ku
Tapi maaf sayang aku hanya bisa menyangkupi tanpa memberi kepastian
Aku tetap sayang kamu zain, keponakan manisku.

Aku Baik-Baik Saja


Kekuatanku hilang ketika harapan menghilang

Aku tak pernah memaksamu tahu
Seperti air yang tak pernah memaksa awan untuk menampungnya 
Bahkan tak segan awan malah menjatuhkanya
Namun selalu ada alasan mengapa ada hujan
Begitupun kamu barangkali punya alasan untuk berjarak denganku
Sebaris tatapan segan yang selalu aku hadap kini berubah menjadi ketakutan 
Kepergianmu sebentar selain denganku selalu menimbulkan kecurigaan
Hak pun sebenarnya aku tak punya tentang itu 
Tapi apa dayalah perasaan memang selalu melawan sekat-sekat kemunafikan yang tak pernah terungkap
Diamku dulu hanya menjadi impian yang terlambat
Aku sudah berucap lantang jika aku baik-baik saja

Tentang Kalian Yang Bukan Tentang AKU

Ini lah barang kali alasan mengapa selama ini aku mengurung diri untuk tidak mengenalmu secara lebih. Dan pun aku tidak mau kalian tahu lebih tentang aku. 2 tahun aku tinggal di sini, di kamar ini, di rumah ini yang katanya bernama barokah. 2 tahun itu waktu yang cukup lama untuk hanya sekedar diam. Tak mau tahu sekitar. Jarang bergaul dengan kalian. Kalian tak mengenalku demikian pun sebaliknya. Aku tak pernah mau tahu urusan kalian.
Aku sebenarnya punya alasan untuk itu. Aku tidak mau kalian setelah mengenalku malah akan pergi. Karena aku berbeda. Aku terlalu biasa dan membosankan. Aku tidak sama dengan apa yang kalian harapkan sebagai sosok teman. Aku tak suka main game. Aku tak suka olahraga. Aku tak suka main musik. Aku tak suka baca novel. Aku tak suka belajar. Aku tak suka berorganisasi. Aku tak suka mengkaji ilmu agama. Semua ketidaksukaan itu malah sebagian besar adalah hobi kalian. Aku tak mau memaksakan diri sendiri untuk menjadi kalian. Cukuplah aku yang tak bisa apapun hingga kalian tetap mau bersama ku. Aku hnaya suka diam. Menjadi pengamat dan pandai berkomentar. Maaf itu yang aku bisa tak lebih lagi.

Sebaiknya memang aku harus bertahan seperti ini. Tak mengenal sama sekali namun tetap bisa berada disamping kalian. Kalian tak perlu mengenal semua tentangku. Cukuplah aku dIam disini mengamati tingkah kalian tanpa harus meminta penjelasan. Karena aku menyayangi kalian makanya aku tak mau tahu tentang kalian yang sebenarnya. Semoga kalian berfikiran sama denganku.

Pengabdian

MRF Mengabdi  adalah salah satu program kerja Divisi Kelompok Studi MRF.Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18-19 Maret 2013.  Dimana kegiatannya adalah wujud nyata kepedulian para anggota MRF merengkuh dan memberikan sedikit uluran tangan, informasi terkini dan kajian-kajian klinis kepada masyarakat Dukuh Brumbung, Desa Krakitan, Kec. Bayat,Kab. Klaten, Jawa Tengah yang bisa dibilang jauh dari akses informasi dan terlambat dalam pembangunannya. Kegiatan ini diawali dari kita berangkat ke tempat tujuan, menginap di rumah-rumah sederhana warga sekitar, ikut berbaur dengan mereka, ikut dalam kegiatan masyarakat, memberikan sedikit penyuluhan kecil tentang kesehatan lingkungan dan memberikan sedikit hiburan melalui perlombaan kecil-kecilan yang diadakan teman-teman MRF. Santunan yang diberikan dari iuran dan kas organisasi yang telah berbentuk barang-barang kebutuhan juga telah disampaikan kepada kepala Dukuh setempat secara simbolis. Dan akhirnya kegiatan berjalan lancar dan teman-teman MRF bisa kembali ke kampus dengan tidak kurang suatu apapun.
Persiapan kumpul beragkat.....


Sudah sampai di desa Brumbung kemudian kumpul di mushola setempat



sambutan ketua RW setempat


sambutan ketua panitia oleh sodara Gede Dian


Penyuluhan mahasiswa rekam medis tentang kesehatan kepada warga setempat


SC MRF sedang berpose dengan hadiah-hadiah yang akan diberikan ke warga


anak-anak desa brumbung yang sedang berfoto bersama


Belajar mbatik bersama warga


Panitia sedang evaluasi hari pertama 


Warga dan panitia sedang berkumpul bersama untuk kegiatan penyuluhan kesehatan


anak-anak desa setempat sedang mengikuti kegiatan tentang cara gosok gigi dan cuci tangan yang baik dan benar


salah satu mahasiswa gendut rekmed (baca:Dhesma) sedang mencontohkan bagaimana cuci tangan yang baik dan benar


gosok gigi yang baik dan benar :D

foto bersama warga :D


ibu-ibu desa brumbung antusias mengikuti lomba tarik tambang 


penyerahan kenang-kenangan kepada bapak RW setempat


anak-anak desa setempat sedang mengikuti perlombaan

pemberian kenang-kenagan dari mahasiswa kepada warga


seluruh panitia pamit bersama warga setempat untuk pulang :D

Perkenalkan

Assalamualaikum Wr. Wb.

Perkenalkan nama saya Okta Saputra, biasa dipanggil Okta atau Putra. Saya lahir dan besar di sebuah desa di Provinsi Lampung. Tepatnya di Kabupaten Pringsewu, Kecamatan Pagelaran. Saya lahir 19 tahun yang lalu. Saya orang desa, yah sekirannya hal itu cocok saya sandang. Karena memang begitulah. Kehidupan masa kanak-kanak saya habiskan untuk bermain di sawah, berburu buah jambu air di kebun, mencari ikan di sungai dan sebagainya. Keluarga saya adalah keluarga petani. Meskipun ayah juga seorang guru sekolah dasar namun kemampuan bertaninya tak diragukan lagi. Begitu juga ibu sangat ahli dalam bertani. Tetunya ibu juga harus membagi waktu untuk menyelesaikan urusan rumah tangga. Ibu tidak bekerja hanya mengurus keluarga dan membantu ayah bertani.
Saya merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Dari keenam saudara saya itu barulah saya yang bisa menkmati bangku kuliah saat ini. Sewaktu kecil, saya tidak merasakan indahnya bersekolah di Taman Kanak-Kanak (TK). Lokasi Sekolah TK ada di desa tetangga. Itu sangat jauh. Keluargaku belum punya kendaraan waktu itu. Jadilah saya tidak bisa menikmati masa Taman Kanak-Kanak. Saya langsung bersekolah di Selkolah Dasar (SD) meskipun waktu itu umur saya belum cukup untuk masuk SD. Namun saya ngotot ingin sekolah karena teman-teman yang lain sudah pada sekolah dan saya mungin merasakan jenuh karena tidak ada teman bermain sewaktu pagi. Awalnya niat orang tua saya menyekolahkan saya di SD dengan umur yang belum cukup adalah hanya untuk main-main saja. Artinya bahwa tahun depan saya akan masuk kelas satu lagi. Memang diniatkan untuk tidak naik kelas. Namun prestasi saya lumayan bagus jadilah guru saya menaikan saya ke kelas dua.
Selain bersekolah, orang tua saya juga menugaskan saya untuk mengembala sapi yang keluarga kami miliki.  Kegiatan rutin saya adalah pagi sekolah, siang sampai sore di sawah untuk mngembalakan sapi dan malam untuk mengaji di TPA setalah itu barulah belajar dan mengerjakan PR. Meskipun kegiatan sehari saya cukup sibuk namun prestasi di sekolah tetap terjaga. Buktinya pada kelulusan SMP saya berhasil menjadi juara umum.
Memasuki masa SMA, saya aktif di kegiatan Rohis dan saya diamanahkan untuk menjadi ketua Rohis di SMA. Amanah yang cukup berat namun saya harus melaksanakan amanah itu dengan sebaik-baiknya. Banyak pelajaran yang saya bisa ambil dari kegiatan Rohis tersebut. Saya bisa menemukan teman seperjuangan yang ingin mendapat ridho Allah. Kekeluargaan yang sangat erat serta ilmu yang didapat sungguh merupakan hal yang sangat luar biasa. Menjelang kelulusan SMA, saya utarakan niat saya untuk kuliah kepada orang tua saya. Orang tua saya agak sedikit ragu karena kondisi ekonomi keluarga saya waktu itu sungguh sangat memprihatinkan. Ketika saya utarakan niat itu oraang tua saya hanya diam tanpa memberi suatu kepastian. Saya yakin sebenarnya orang tua saya ingin sekali mengabulkan keinginan anaknya itu. Namun mereka harus berfikir dua kali karena masalah ekonomi itu. Saya hanya menunggu kepastian itu. Meskipun saya belum tentu diizinkan kuliah namun saya tetap mempersiapkan diri untuk mengahadapi ujian masuk perguruan tinggi. Saya membeli buku latihan soal dan saya selalu mencoba dan berlatih dengan soal yang ada. Bahkan saya juga mengikuti les persiapan masuk perguruan tinggi dengan biaya yang saya ambil dari tabungan saya. Pada akhirnya orang tua saya mengizinkan saya untuk melanjutkan kuliah. Saya sangat senang waktu itu,. Saya menjadi lebih semangat untuk belajar. Saya tahu orang tua saya harus berhutang kesana kemari untuk bisa mengabulkan permintaan anaknya. Saya berjanji tidak akan meyia-nyiakan kesempatan itu.
Tes masuk perguruan tinggi dimulai. Saya mengerjakan soal dengan telitih. Saya kerahkan seluruh tenaga dan fikiran untuk mengerjakan soal itu. Segala trik yang diajarkan pada waktu les saya gunakan semua. Saya  harus bisa menyenangkan orang tua saya dengan membuktikan saya bisa kuliah di jurusan yang saya inginkan. Namun takdir berkata lain. Saya tidak lulus tes. Saya gagal. Betapa sedihnya saya. Saya gagal membuktikan kepada orang tua saya kalau saya bisa. Entah mana soal yang salah. Waktu itu saya benar-benar yakin saya akan lulus. Namun sekali lagi takdir berkata lain. saya utarakan kegagalan saya kepada orang tua saya. Namun hebatnya orang tua saya tidak marah kepada saya, malah mereka memberikan nasehat kepada saya bahwa masih ada jalan lain untuk menuju kesuksesan, tambah ibadah dan doa kepada Yang Maha Kuasa.

Setelah kegagalan terebut, saya berniat untuk mengikuti ujian masuk diploma di UGM saya ambil jurusan rekam medis dan alhamdulilah saya diterima. Saya mulai mengikuti kuliah dengan rajin. Prestasi yang sangat membanggakan adalah ketika saya berhasil mendapat IP sempurna di semester pertama. Namun saya berfikir kuliah itu bukan hanya kuliah-pulang kuliah-pulang. Saya harus mengasah soft skill dengan berorganisasi. Dan akhirnya saya bergabung menjadi anggota Kopma UGM dan Hima prodi. Selain kuliah dan berorganisasi saya juga bekerja paruh waktu di kafetaria kopma UGM. Meskipun saya sibuk saya tetap meprioritaskan kuliah. Dan itulah kisah saya. dan saya sungguh sangat menikmati proses hidup itu.

Cerita Tentang Hujan

Aku boleh cerita tentang hujan lagi ? Entahlah aku ingin cerita lagi. Mungkin karena sore ini sedang hujan. Hujan di awal Januari. Disetiap hujan selalu ada memori yang memaksa untuk diingat tentang apapun itu. Seolah hujan menjadi objek pengingat sesuatu yang harusnya dilupakan atau memang yang terlupakan. Rintiknya tak pernah mencemaskan hati. Dinginnya tak pernah munusuk-nusuk hati. Bahkan sekalipun rintik dan dinginnya itu memaksakan tubuh ini untuk berlindung dalam kehangatan.

Momen hujan disore hari paling nikmat sambil menyedu teh hangat. Menikmati tiap tegukan dengan irama rintikan hujan. Melamun tapi bukan galau. Mencoba menyelami kedalaman hati. Mungkin lebih tepatnya intropeksi diri dengan kenangan-kenangan yang muncul tanpa mampu dicegah. Mengingat tentang mu kembali. Tentang kita, tentang semua yang pernah kita lakukan. Aku memang belum benar-benar bisa melupakanmu.

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular posts

Tentang Diam

Foto saya
Seorang yang sedang belajar berpetualang. Lahir hari minggu tepat jam 10 pagi. Pengagum senja dan penikmat fajar. Melarikan kesendirian dengan diam. Menyayangi seorang dengan diam.

Blogger templates